Sebuah video yang menyorot Rusdi Masse (RMS) masih menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Video itu direkam saat RMS menyampaikan orasi dalam kegiatan pertemuan bersama Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di Lapangan Bosowa, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Rabu (30/10/2024).
RMS diduga telah melakukan adegan pengihinaan dan merendahkan kelompok tertentu. Pasalnya, mengeluarkan narasi yang kontroversi bernuansa mencibir lawan politik usungannya di Pilgub Sulsel 2024.
Ia menyebut, Calon Wakil Gubernur Sulsel yang bertarung melawan partai usungannya hanya sebatas mengaku sebagai orang Pinrang, tanpa memberikan kontribusi apa-apa.
“Apalagi calon wakil gubernur yang mengaku orang Pinrang, tapi tidak ada apa-apa yang bisa dibawa ke Pinrang,” demikian penggalan ungkapan RMS yang terekam jelas dalam video tersebut.
Hal ini pun menuai respon dari berbagai kalangan Aktivis PMII. Tak terkecuali Sekretaris PC PMII Kabupaten Wajo, Muhammad Ilham.
Menurutnya, RMS tak seharusnya membangun narasi merendahkan dengan mengklaim bahwa tidak ada kinerja apa-apa yang diberikan Azhar Arsyad terhadap masyarakat Kabupaten Pinrang.
Hal itu akan berpotensi menjadi bumerang, sebab pertanyaan serupa juga berlaku untuk dirinya.
“Memang, apa juga kontribusi yang telah diberikan oleh RMS untuk masyarakat yang ada di wilayah daerah pemilihannya. Khususnya, bagi problematika Narkotika dan Prostitusi ?,” ucap Ilham.
Jika kita bicara soal anak muda di Pinrang dan wilayah Ajatappareng, lanjutnya, problematika paling urgent adalah penyalahgunaan narkotika.
Telah menjadi rahasia umum bahwa peredaran narkotika di wilayah pemilihannya terkhusus Ajatappareng semakin gencar dan masif, beragam media telah menyuguhkan fakta-fakta itu.
Mulai dari warga Pinrang yang ditangkap terindikasi jaringan narkoba internasional Fredy Pratama, hingga kasus penikaman anggota Polda Sulsel oleh bandar narkoba di Pinrang.
Tak hanya itu, kasus seorang anak menganiaya ayah tirinya akibat kecanduan narkotika juga sempat mewarnai jagad maya Ajatappareng.
Demikian potret memprihatinkannya kasus narkoba di wilayah pemilihannya RMS. Tentunya, masih banyak lagi kasus-kasus narkotika lainnya yang tidak diurai satu demi satu.
“Pertanyaannya, sebagai legislator DPR RI Dapil 3, kontribusi apa yang telah dilakukan oleh beliau dalam mengatasi problematika Narkotika dan Prostitusi ?,” tegas Ilham.
Ia mengungkapkan, sebagai tokoh yang telah membangun jejaring dengan status legislator DPR RI dua periode, RMS pasti tahu bagaimana massifnya peredaran narkotika, penyalahgunaan narkotika dan dan maraknya prostitusi di wilayah pemilihannya.
Jikalau ia tidak tahu itu, tentu aneh sebab kasus narkotika adalah problematika nyata yang ada di Dapilnya.
“Seorang legislator tentu dipertanyakan pemihakannya, jika tak tahu kondisi lingkungan sosial warga di Dapilnya,” jelas Ilham.
Atas dasar itu, lanjutnya, RMS harusnya hadir memberikan solusi untuk mengatasi penyalahgunaan, peredaran narkotika dan tempat prostitusi di wilayah pemilihannya. Ia mesti tampil lantang menyuarakan pembasmian barang terlarang dan menolak kehadiran tempat prostitusi tersebut.
Tapi kenyataannya dia acuh terhadap hal itu, maka dengan ini saya ingin mengatakan bahwa RMS lah yang tak punya Kontribusi di wilayah pemilihannya dan tak becus menjadi wakil rakyat,” Ucap Ilham.